Amanah Insani Tour dan Travel Slawi Kabupaten Tegal, dana haji kami kemana?
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum
wa Rohmatullohi wa Barokatuh.
Selaku umat Islam tentunya kita
semua ingin menjalankan apa yang telah disyariatkan oleh agama Islam, salah
satunya menyempurnakan rukun Islam yang ke lima, yaitu beribadah haji ke tanah suci Mekah. Begitupun halnya dengan kedua
orang tua saya yang mendaftarkan dirinya beberapa tahun lalu pada sebuah Travel
Haji dan Umroh (THU) Amanah Insani yang berlokasi di Bundaran
Masjid Agung Slawi, Tegal.
Pada mulanya semua berjalan
sesuai rencana; orang tua kami mendaftar, urus ini-itu sebagai prosedurnya,
mendapat nomer porsi, dan menunggu instruksi serta arahan selanjutnya dari
pihak THU Amanah Insani dan Kementrian Agama (Kemenag) yang dalam hal ini sebagai pengurus pusat semua persoalan Haji di
Indonesia. Namun, semua rencana tersebut sedikit berubah setelah Bapak saya
meninggal dunia pada Februari 2016 lalu.
Hal ini menimbulkan beberapa perubahan baru, di antaranya ialah
keberangkatan Ibu yang menjadi sendiri, dan pembatalan haji yang berujung pada
dana Haji Plus Alm. Bapak yang harus
saya cairkan. Dan dari sini semua permasalahan ini berawal.
Pada tanggal 13 Februari 2016 -
beberapa hari setelah Bapak wafat, saya langsung mengurus segala prosedur untuk
mencairkan dana Haji Plus Alm. Bapak yang sudah masuk 50% ($4000) atau Rp. 52.700.000 (kurs
$1 = Rp. 13.175) ke
pihak THU Amanah Insani. Mulai dari Surat Permohonan Batal hingga Surat Keterengan
Waris dari Kelurahan, telah saya urus semuanya langsung di THU Amanah Insani, dengan
bantuan dari Mbak Ida selaku pihak dari THU Amanah Insani. Prosesnya pun
memakan waktu yang terbilang lama, sampai pada suatu ketika saya tengah mem-follow up prosesnya kepada Mbak Ida,
saya pun diinstruksikan untuk mengurus perihal ini langsung ke kantor pusat THU Amanah
Insani yang berada di Kemayoran, Jakarta Pusat. Karena
saya tinggal di Jakarta, maka saya pun mengikuti instruksinya, dan segera
datang ke kantor pusat yang berada di Kemayoran.
Tidak ingin
menunggu lama dan terlalu mengandalkan THU Amanah Insani, saya pun segera mengurus ke kantor pusat THU Amanah Insani yang ternyata berbeda
nama dengan yang ada di Tegal, yaitu Umaro Insani Tour & Travel. Kedatangan
saya ke kantor pusat ini bisa dibilang juga untuk membantu pihak THU Amanah
Insani dalam mengurusi persoalan saya ini. Proses pemberkasannya pun
memakan waktu yang tidak sebentar. Setiap ada berkas yang diminta segera saya
penuhi, begitu pun dengan revisi beberapa berkas yang menurut THU Umaro Insani
tidak sesuai, segera saya betulkan. Namun, yang saya dapati adalah bahwasanya
pihak dari THU Umaro Insani pun
memperlambat prosesnya dengan berbagai alasan. Kalimat “sedang diurus/diproses
ya Mas” sudah membuat saya bosan mendengarnya semenjak dari Tegal hingga di Jakarta
ini. Pasalnya waktu yang dihabiskan terbilang cukup tidak masuk akal. Bayangkan
saja, awal pengurusan pada Februari 2016 hingga Oktober 2016 masih saja dalam
proses. Dan yang saya sayangkan, kedua pihak THU, Amanah Insani maupun Umaro
Insani, tidak pernah menginformasikan ataupun mengonfirmasikan segala
progresnya kepada saya, jika bukan saya yang bertanya terlebih dahulu.
Ditengah-tengah proses yang dilakukan
oleh THU Umaro Insani, saya juga selalu melakukan follow up kepada pihak THU Amanah Insani yang berada di Tegal, selaku
pihak pertama yang saya percayakan dalam urusan haji kedua orang tua saya. Tidak ada kata lelah ataupun menyerah bagi saya untuk mengurusi
hal ini. Dan dikarenakan seringnya
saya menghubungi pihak THU Amanah Insani, sampai-sampai saya sedikit menjadi
tahu siapa saja yang mengurusi THU tersebut. Rupanya THU ini diurusi oleh
kalangan keluarga pemilik THU Amanah Insani sendiri. Pada awal prosesnya,
urusan saya di-handle oleh anak-anak
dari pemilik THU Amanah Insani, yaitu Mas Agung dan Mbak Ida. Namun, di pertengahan
jalan, mereka seperti menyerah dan terkesan mengalihkan urusan ini langsung
kepada Ayahnya selaku pemilik THU Amanah Insani, yaitu Bapak Amin. Dan benar
saja, urusan saya akhirnya diambil alih oleh Bapak Amin. Sama seperti costumer service yang melayani
pelanggannya, Bapak Amin ini sangat ramah
mengurusi urusan kliennya. Saya pun menjadi antusias kembali setelah sekian
lama merasa diombang-ambing oleh kedua THU yang berada di Jakarta dan Tegal
ini. Tetapi keantusiasan saya ini tidak bertahan lama, kali ini kecewa terhadap respon Bapak Amin yang makin lama tidak sama
seperti awalnya. Saya pun tidak mengerti apa yang membuat perubahan
Bapak Amin terhadap saya ini. Jika boleh berasumsi, apakah Bapak Amin bosan
karena seringkali saya hubungi hanya untuk memeroleh informasi perihal urusan
ini? Saya rasa wajar-wajar saja jika seorang pelanggan mengeluh kepada pemilik
usaha terkait masalah yang sedang dihadapi terkait usahanya ini. Dan untuk situasi seperti yang saya alami ini, pasti sebagian besar orang juga tidak ingin dibuat menunggu terlalu lama hingga hampir satu tahun seperti saya ini.
Iklim relasi
saya dengan Bapak Amin pun semakin lama semakin tidak mengenakkan. Dan puncaknya
terjadi pada sekitar bulan April 2017 - ketika saya ingin mengetahui sudah
sejauh mana proses pencairan dana Haji Plus milik Alm. Bapak saya yang saya
percayakan pengurusannya kepada THU miliknya ini. Bapak Amin sudah tidak lagi
terlalu ramah kepada saya ketika saya menanyakan urusan saya ini di telepon. Sampai
kami pun sempat berseteru via telepon, dan kejadian ini terjadi hingga lebih
dari satu kali. Saya tidak ingin terlalu berlarut-larut ada dalam kondisi
seperti ini, mengingat saya lebih muda daripada beliau, dan ini tidaklah
pantas. Oleh karena itu, untuk mengefisiensi ini semua, sudah sering saya
undang Bapak Amin datang ke Jakarta untuk bertemu bersama saya dan pihak dari
THU Umaro Insani yang katanya selaku kantor pusat dari THU Amanah Insani.
Namun, yang terjadi adalah Bapak Amin tidak pernah merespon ajakan saya untuk
datang ke Jakarta. Maksud saya mengundang Bapak Amin datang ke sini adalah agar
permasalahan saya ini cepat selesai. Dan sebenarnya, jika dipikir-pikir,
seharusnya yang lebih aktif untuk mengurusi hal ini adalah dari pihak THU Amanah
Insani, tempat orang tua saya pertama mendaftarkan dirinya. Tetapi yang saya
dapat adalah pihak THU Amanah Insani terkesan lepas tangan dari hal ini. Betapa
tidak, berkas-berkas pengurusan yang saya penuhi sesuai prosedur saja, malah
saya laporkan sendiri ke kantor pusat yang berada di Kemayoran (THU Umaro
Insani), yang belakangan ini saya tahu bahwa THU Umaro Insani bukanlah kantor
pusat dari THU Amanah Insani, melainkan bisa dibilang memiliki status yang sama
dengan THU Amanah Insani Tegal. Kedua THU ini rupanya belum memiliki
sertifikasi resmi untuk izin pengurusan dan pemberangkatan haji dari Kemenag.
Dan ternyata ada yang mengepalai kedua THU ini. Yaitu, THU Bunda Asri Lestari yang
notabene adalah THU dengan izin resmi dari Kemenag. Dan yang cukup membuat saya
kaget adalah THU ini ternyata berlokasi di Lampung. Mengapa saya tahu ini?
Karena ketika nomer porsi milik orang tua saya keluar, dan yang mengeluarkan
berkas tersebut bukanlah THU Amanah Insani ataupun THU Umaro Insani, melainkan
THU Bunda Asri Lestari yang berada di Lampung tersebut. Jadi apakah saya salah
jika saya berasumsi THU Amanah Insani dan THU Umaro Insani terkesan mengambil
peran seperti “calo” dari THU Bunda Asri Lestari? Tentu sebagian orang juga
akan setuju dengan asumsi saya ini.
Jadi, semua
keluhan yang telah saya sampaikan di atas akan saya sempurnakan dengan beberapa
unek-unek sebagai berikut:
1.
Kemanakah
dana Haji Plus Alm. Bapak saya? Apakah THU Amanah Insani dan THU Umaro Insani
bersengkongkol untuk memainkan dana haji dari pembatalan haji Alm. Bapak saya?
2.
Begitukah
cara pelayanan kedua THU dalam menanggapi komplain konsumen? Pelayanannya
sangat tidak profesional, padahal mereka notabene menjual jasa, fokus mereka
hanya para penjualan dan selalu mencari jamaah, tidak memperhatikan komplain
jamaah.
3.
Apakah selama
ini mereka tidak mengurus pembatalan haji Alm. Bapak saya? Karena mereka selalu
mengulur-ngulur dengan alasan administrasi Kemenag. Apakah memang pelayanan Kemenag
yang lambat atau hanya kedua THU ini yang sangat lambat dalam proses pembatalan
haji? Jangan-jangan dugaan tetangga saya benar kalau duitnya dipakai oleh kedua
THU ini.
4.
Apakah kedua
THU ini pernah belajar bagaimana mengurus pembatalan haji yang benar? Atau kedua
THU ini hanya THU abal-abal, yang hanya menerima uang tanpa menerima komplain?
5.
Sampai kapan
drama ini berakhir? Apakah saya harus menunggu beberapa bulan lagi? Atau berapa
tahun lagi?
6.
Apakah ada i’tikad
baik dari kedua THU ini kepada keluarga saya untuk meminta maaf
atas pelayanannya jauh dari kata baik? Melayani kami saja kewalahan dan sampai
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas
7.
“Bapak Amin tidak
mau ‘kan bisnis Bapak hancur karena hanya satu komplain kami? Tapi kenapa Bapak
Amin malah menantang saya untuk membuat surat pembaca ini bahkan tidak mau menerima
komplain dari anak muda yang sedang kesal karena menuntut hak milik orang tua
kami? Bapak sehat? Punya anak dan istri dan cucu kan? Bapak sampai menantang
silahkan untuk disebar ke media massa. Sebegitu hebatkah bisnis bapak? Apakah
Bapak tidak memikirkan bahwa bisnis Anda ini berkaitan dengan Agama dan
akhirat?”
8.
Bapak Agung
pernah bilang kalau THU Amanah Insani menanggung uang refund dari 4 jamaah yang
membatalkan haji dikarenakan bapak menuduh Pak Umar selaku pemilik THU Umaro Insani
mengambil uang dari jamaah, tapi kenapa mengganti uang satu jamaah seperti ini
saja tidak mampu? Apa hanya isapan jempol? Apa hanya obat penenang kami?
Itulah
sepenggal keluhan saya terhadap bobroknya sistem pelayanan sebuah rangkaian
Travel Haji & Umroh dalam melayani keluhan seorang jamaah atau konsumennya.
Maafkan saya jika terdapat kata atau kalimat yang kurang sedap dibaca. Ini
semata-mata agar pesannya dapat dengan mudah dibaca oleh pembaca. Dan semoga
hanya saya yang mengalami hal yang tidak mengenakkan ini dari THU Amanah Insani
khususnya.
Komentar
Posting Komentar